(Kid 8: 6-7; Luk 10:38-42)
“ Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (Luk 10:38-42), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Skolastika, perawan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Di dalam perjalanan hidup, panggilan dan tugas pengutusan, kita harus menghadapi aneka macam tawaran yang harus kita pilih, olah dan geluti dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. Jika yang ditawarkan jelas bedanya dan berbeda manfaat maupun keuntungannya, tentu dengan mudah kita akan memilih apa yang lebih bermanfaat dan mengutungkan alias memilih yang terbaik. Orang baik pada umumnya sering dihadapkan kepada tawaran atau pilihan yang sepintas kelihatan sama-sama baik, namun harus memilih satu yang terbaik, dan untuk itu kiranya tidak mudah serta membutuhkan pengorbanan ketika harus menentukan pilihan. Dalam warta gembira hari ini dikisahkan bahwa “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya”. Hal yang sama kiranya juga telah dilakukan oleh St.Skolastika yang telah memilih hidup sebagai perawan, tidak menikah serta kemudian mempeesembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan. Keperawanannya tidak diserahkan kepada orang tertentu, melainkan kepada Tuhan, karena dengan demikian ia kemudian akan mampu melayani lebih banyak orang daripada hanya melayani orang tertentu yang telah diserahi keperawannya, yaitu suaminya. Maka dalam rangka mengenangkan St.Skolastika hari ini kami berharap kepada rekan-rekan perempuan yang masih perawan semoga juga ada yang tergerak untuk mempersembahkan keperawananya kepada Tuhan dengan menjadi suster atau biarawati. Sekiranya tidak menjadi biarawati atau suster baiklah mempersembahkan keperawanannya kepada lelaki yang menjadi suaminya, karena dengan demikian anda berarti juga tetap menjaga kesucian anda. Kepada anda yang telah bersuami kami harapkan setia pada suaminya serta tidak menjual diri kepada orang lain alias berselingkuh. Sebaliknya kepada para suami kami harapkan juga setia pada isterinya dan tidak berselingkuh.
· “Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina” (Kid 8:6-7). Kutipan ini menggambarkan dahyatnya cintakasih, yang sungguh kuat dan perkasa, tak mudah dihancurkan. Cintakasih memang merupakan hukum tertinggi dan termulia. Sekali lagi kami angkat: ingatlah, sadari dan hayati bahwa kita diciptakan, dibesarkan dan dididik dalam dan oleh cintakasih, tanpa cintakasih kita tidak dapat menjadi orang atau pribadi sebagaimana adanya pada saat ini. Maka marilah kita senantiasa hidup dan bertindak saling mengasihi kapan pun dan dimana pun. “ Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” (1Kor 13:4-7), demikian ajaran Paulus perihal cintakasih. Danah Zohar dan Ian Marchall, penulis buku “Spiritual Intelligent”, buku yang sangat termashyur perihal kecerdasan ini, mengatakan bahwa syair cintakasih (demikian ia menyebutnya) Paulus ini merupakan ajaran cintakasih yang tiada duanya di dunia ini alias yang tertinggi, dan mereka mengajak kita semua untuk menghayati ajaran cintakasih di atas di dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari agar kita tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas spiritual. Kami berharap anak-anak sedini mungkin dididik dan dibina dalam hal kecerdasan spiritual ini, antara lain dengan menghayati ajaran cintakasih tersebut di atas.
“Haleluya! Pujilah TUHAN di sorga, pujilah Dia di tempat tinggi! Pujilah Dia, hai segala malaikat-Nya, pujilah Dia, hai segala tentara-Nya! , hai raja-raja di bumi dan segala bangsa, pembesar-pembesar dan semua pemerintah dunia; hai teruna dan anak-anak dara, orang tua dan orang muda! Biarlah semuanya memuji-muji TUHAN, keagungan-Nya mengatasi bumi dan langit.” (Mzm 148:1-2.11-13)
Ign 10 Februari 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar